Allah Azza Wa Jalla berfirman:
إِنَّا هَدَيۡنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرٗا وَإِمَّا كَفُورًا
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir” (QS. 76: 3)
Perhatikan perkataan شَاكِرٗا dan كَفُورًا (bersyukur dan kufur).
Tadabbur Ayat:
- Di ayat ini Allah Jalla Wa A’la tidak mengatakan syakura (bentuk mubalaghah-bermakna sangat) karena syukur kepada Allah tidak bisa ditunaikan secara sempurna, sehingga tidak patut diungkapkan dengan shigah mubalaghah.
- Sedangkan untuk kekufuran, Allah Jalla Wa A’la menggunakan kata kafuuraa dengan bentuk mubalaghah-bermakna sangat kufur. Karena manusia bisa melakukan kekufuran secara sempurna, seperti Abu lahab dan Fir’aun.
- Sekecil apapun kekufuran di tengah banyaknya nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang akan menjadi pengingkaran besar terhadap nikmat tersebut.
Sumber: Liyaddabbaruu Aayaatih, hal. 289 dengan sedikit tambahan